Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) akan kembali menggelar Indonesia International Book Fair (IIBF). Namun, karena saat ini masih pandemi Covid-19, maka pameran buku tahunan yang ke-40 itu akan digelar secara virtual.
“Biasanya IIBF diadakan di Jakarta Convention Center (JCC). Namun IIBF tahun 2020, yang merupakan IIBF ke-40, akan digelar secara virtual. Hal itu mengingat kondisi di negara kita saat ini masih dilanda wabah Covid-19, dan kita mematuhi protokol kesehatan, seperti menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Padahal, kalau kita mengadakan pameran buku secara fisik (luring), tentunya yang kita harapkan adalah kerumunan, agar bisa terjadi penjualan,” kata Ketua Umum Ikapi, Rosidayati Rozalina pada acara launching IIBF Virtual 2020 di Jakarta, Selasa (25/8).
Ia menambahkan, Indonesia International Book Fair (IIBF) Virtual 2020 akan diadakan selama 10 hari, dari 28 September hingga 7 Oktober 2020. ”Meskipun digelar secara daring, insya Allah atmosfer IIBF Virtual 2020 bisa menyamai IIBF tahun-tahun sebelumnya yang digelar secara fisik (luring),” kata Rosidayati.
Ia menjelaskan IIBF Edisi Virtual menggunakan website IIBF bagi para pengunjung pameran untuk mengakses informasi perbukuan, mata acara, dan inventori buku serta menghubungkan mereka dengan marketplace tempat bertransaksi. Acara-acara diselenggarakan secara daring dalam bentuk meeting maupun webinar.
“IIBF adalah book fair seutuhnya. It’s a book affair. Kini, IIBF Edisi Virtual pun membawa seluruh atmosfer IIBF tersebut namun secara daring. It’s a book e-fair. IIBF Edisi Virtual mencakup semua aspek book fair. Ini adalah multievent yang mempertemukan semua stakeholder dunia literasi. Selain transaksi jual-beli buku, di dalamnya tercakup pula aneka pertunjukan, pelatihan, diskusi buku, meet and greet, business matchmaking/ business forum, workshop inkubasi, serta pengembangan dan transaksi intellectual property (IP),” papar Rosidayati yang akarab dipanggil Ida.
Ketua Panitia IIBF Virtual 2020 Arys Hilman mengatakan, IIBF Edisi Virtual melibatkan nyaris semua pelaku perbukuan. Termasuk ke dalamnya adalah penulis, penerjemah, penyadur, editor, desainer, ilustrator, pencetak, pengembang buku elektronik, penerbit, dan toko buku.
“Bahkan IIBF Virtual 2020 membuka pintu bagi definisi baru toko buku yaitu marketplace daring. Pembaca buku, sebagai ujung dari proses industri perbukuan, akan menikmati tidak saja sekadar konten, melainkan juga kekayaan pengalaman dalam menikmati literasi,” paparnya.
Arys juga mengungkapkan, portal IIBF Virtual 2020 merupakan one stop virtual venue. Lay out IIBF Edisi Virtual mewakili stan-stan peserta dan panggung pada pameran sesungguhnya.
“Pengunjung dapat menikmati pertunjukan, mengikuti pelatihan menulis, berbincang dengan penulis idola, atau berbelanja buku melalui satu pintu, tanpa perlu keluar rumah. Pada portal yang sama, berlangsung pula business matchmaking/business forum dan workshop inkubasi. Homepage mencakup aneka event, tur virtual, katalog buku, direktori penerbit dan partisipan lain, berita, serta akses transaksi intellectual property (IP),” tuturnya.
Arys mengemukakan, panitia menargetkan IIBF Virtual 2020 dikuti 150 penerbit/distributor peserta penjualan, 285.000 pengunjung, 75 penulis ternama, dan 75 mata acara. “IIBF Virtual 2020 akan menampilkan 1 juta eksemplar buku dan 30 ribu judul buku,” paparnya.
IIBF semula bernama Indonesia Book Fair (IBF). IBF diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) sejak 1980 dengan nama Indonesia Book Fair (IBF), kemudian bertransformasi menjadi Indonesia International Book Fair (IIBF) sejak 2014.
Target IIBF adalah menjadikan Indonesia tuan rumah pameran buku tingkat dunia yang bergengsi di Asia Tenggara dan menjadi pameran buku yang terjangkau bagi penerbit dalam negeri.
__
penulis : Irwan Kelana
sumber : REPUBLIKA